SUKABUMIUPDATE.COM - Sejak dua pekan silam, suara penyelamatan Gunung Sunda yang berada di Desa Padaasih, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi dari ancaman ekploitasi alam oleh PT Holcim Indonesia mulai bergema di dinding-dinding akun media social milik warga Sukabumi. Netizen Sukabumi menolak rencana ekploitasi tersebut karena dianggap akan mengancam kelestarian alam Gunung Sunda, yang namanya semakin melambung sebagai salah satu destinasi wisata baru di Kabupaten Sukabumi.
Masifnya gerakan penyelamatan Gunung Sunda oleh netizen dipicu surat pelarangan segala bentuk aktifitas oleh PT. Holchim Indonesia kepada pengelola wisata Gunung Sunda pada 6 September 2016 silam. Dalam surat bernomor 24/LCA.CEM/IX/2016, PT. Holchim menegaskan akses jalan yang selama ini digunakan oleh warga untuk berwisata, dan sebagian area tempat wisata merupakan areal pertambangan pasir kuarsa yang dalam penguasaan perusahaan.
“Sebenarnya upaya penyelamatan Gunung Sunda sudah dilakukan sejak tahun 2014, namun riaknya makin membesar setelah PT Holcim meminta penutupan lokasi wisata Gunung Sunda karena dinilai menggangu kegiatan ekploitasi pasir kuarsa,†ungkap pegiatan Sukabumi Facebook, Arifin Zainal Muttaqin kepadasukabumiupdate.com, Senin (19/9).
Menurut pria yang akrab disapa kang Nden ini, keberadaan Gunung Sunda penting bagi lingkungan sekitarnya, sebagai daerah resapan air bagi warga yang bermukim dibawahnya (Desa Padaasih-red). Selain itu di Gunung Sunda juga terdapat sejumlah batu batu unik, seperti batu bilik, batu lulumpang lengkap dengan halunya, batu buruy yang menyerupai kecebong, yang harus dijaga sebagai peninggalan sejarah.
“Meski butuh penelitian lebih dalam untuk memastikan apakah bebatuan merupakan situs purbakala, namun keunikannya merupakan daya tarik tersendiri bagi Gunung Sunda. Belum lagi banyak cerita yang melatarbelakangi keberadaan Gunung Sunda yang harus ditelisik sebagai kekayaan budaya lisan masyarakat Sunda,†tambah Enden.