SUKABUMIUPDATE.COM - Pihak SMPN 3 Cibadak, Kabupaten Sukabumi membantah jika anak didiknya tertangkap petugas Polres Sukabumi Kota karena terlibat tawuran dan membawa jimat saat Final Futsalogy yang diselenggarakan di GOR Merdeka Kota Sukabumi, Sabtu, (10/9).
"Dilihat dari batik yang dikenakannya serta wajah dari anak-anak tersebut kami pastikan mereka bukan pelajar dari SMPN 3 Cibadak," kata guru olahraga SMPN 3 Cibadak Risnandar Kurnia Ilahi kepada sukabumiupdate.com, Minggu, (11/9).
Menurutnya, saat pertandingan Final Futsalogy di GOR Merdeka Kota Sukabumi, pihak sekolah mengerahkan 400 anak didiknya untuk menjadi suporter, namun tidak ada satupun yang memakai batik, tapi semuanya memakai kaos olah raga sekolah.Â
Bahkan, saat datang ke GOR Merdeka hingga pertandingan usai, anak didiknya tersbut selalu dalam pengawasan pihak guru. Apalagi, saat tawuran tersebut berlangsung seluruh pelajar yang menjadi suporter ada di dalam GOR.
Namun diakuinya, tidak hanya pelajar yang memberikan semangat kepada tim futsalnya, tapi ada juga alumni yang ikut datang ke GOR, tetapi untuk alumni hanya diizinkan menggunakan seragam pramuka.
"Pelajar SMPN 3 Cibadak tidak memiliki riwayat atau jejak rekam pelajarnya yang sering tawuran. Malah dari dulu sekolah kami ditunjuk sebagai sekolah olahraga dan percontohan oleh Pemprov Jawa Barat dan menjadi sekolah favorit serta memiliki segudang prestasi," tambahnya.
Risnadar mengatakan pihaknya menjamin bahwa anak-anak yang tertangkap polisi tersebut sudah pasti bukan anak didiknya. Bahkan, saat adanya berita tersebut, ia langsung mengkroscek satu persatu pelajarnya dari mulai kelas VII hingga IX.
"Kami juga memiliki foto pelajar yang tertangkap tersebut dan memang benar itu bukan anak didik kami, mungkin anak itu hanya memprovokasi saja," katanya.
Sebelumnya, saat diwawancarai sukabumiupdate.com, pada Sabtu (10/9) tujuh oknum pelajar yang kedapatan membawa gir dan jimat kebal, mengaku sebagai pelajar SMPN 3 Cibadak.