SUKABUMIUPDATE.COMÂ - Ahli Perikanan Institute Pertanian Bogor (IPB) Muhamad Kamal menyatakan Sungai Cimandiri yang membelah wilayah Sukabumi baik kota maupun kabupaten, penting sebagai habibat alami ikan langka, bernilai ekonomi tinggi, yaitu sidat.Â
Penelitian menyebutkan mayotritas sidat yang berada di sepanjang garis pantai selatan Indonesia, berasal dari sungai Cimandiri.
Sidat gagal dikembang biakan oleh petani, sehingga dengan tingginya penangkapan sidat untuk kepentingan ekspor khususnya ke Jepang dan Eropa, jumlah populasi sidat di Indonesia terus menurun.
"Permintaan pasar dunia untuk sidat terus melonjak, sedangkan petani dan pengusaha gagal melakukan budidaya, dampaknya sidat terancam punah jika kita tidak melakukan tebar benih," jelas Kamal kepada sukabumiupdate.com, Kamis, (8/9).
Selama ini petani dan pengusaha hanya mampu membesarkan benih sidat hasil tangkapan nelayan di pinggir pantai. Menurut Kamal, habitat utama berada di Pulau Nias, Sumatera Utara yang datang dari sejumlah hulu sungai di sepanjang pantai selatan Indonesia termasuk dari muara Sungai Cimandiri di Kabupaten Sukabumi.
"Sidat ini bertelur di sekitar Kepulauan Nias, benihnya menyebar dan salah satu daerah sebaran utama sidat adalah di Sungai Cimandiri ini.Â
Untuk itu sangat penting menjaga kelestarian sungai ini, karena merupakan salah satu kunci perkembangbiakan sidat di Indonesia,†tegas Kamal.
Acara penebaran bibit sidat di Sungai Cimandiri kali ini digagas komunitas mancing De Kukumul, Kodim 0622 Palabuanratu, pemerintah daerah setempat dan perusahaan makanan Jepang berbahan daging sidat yang berada di wilayah Palabuanratu.Â
"Aksi ini menjaga ketahanan pangan warga Sukabumi, jadi wajib kita jaga bersama,†ungkap pegiat De Kukumul, Harun Alrasyid.