SUKABUMIUPDATE.COMÂ Â - Miris, tidak jauh dari perusahaan asing yang mengelola panas bumi yakni PT Chevron Geothermal Salak tinggal seorang lansia yang diketahui Apih Jaja (70) yang menghuni gubuk ukuran 3 x 4 meter yang hampir runtuh.
Lansia yang hidup seorang diri ini tinggal di Kampung Cirangkong RT. 21/ 08, Desa Makasari, Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi yang jaraknya sekitar kurang lebih 10 km dari lokasi eksploitasi panas bumi perusahaan milik asing.
Ujang Supriyadi (25) warga sekitar mengatakan, jika di siang hari itu terlihat sepi, lantaran sang pemilik disibukan mencari nafkah sebagai buruh tani. Akan tetapi, usai Dzuhur hingga malam, Apih Jaja sang pulang ke gubuknya itu.Â
"Kakek ini masih berprofesi sebagai buruh tani dan jika pagi hari memang jarang ada dirumahnya," katanya, Rabu (7/9).
Ia menambahkan Apih Jaja yang merupakan ayah dari tiga anak itu, jika kondisi tempat tinggalnya ini memang sudah reyot dan lapuk dimakan usia. Bahkan, tiang rumah serta papan dari kayu, serta dinding bilik bambu itu pun sudah habis dimakan rayap.Â
Bukannya tidak mau memperbaiki rumahnya tersebut, akan tetapi terbentur dengan perekonomian yang sulit. "Ya seharusnya pemerintah cepat tanggaplah kondisi warganya, apalagi rumah Apih tidak jauh dari perusahaan asing yang memanfaatkan sumber daya alam (SDA) di Kalapanunggal," tambahnya.
Sementara, Apih Jaja mengatakan khawatir rumahnya akan ambruk saat hujan turun. Untuk bocor sudah ia tidak hiraukan, tetapi yang paling dikhawatirkan rumahnya ambruk apalagi daerah ini rawan terjadi bencana alam puting beliung.Â
"Kalau musim hujan, tambah takut saja," kata Apih Jaja.
Ia berharap tempat tinggalnya itu bisa segera diperbaiki dan tidak dihantui kekhwatiran secara terus menerus. Bahkan, dalam setiap doanya yang ia panjatkan, harapan inilah yang selalu diucapkan. "Mudah-mudahan saja rumah saya segera diperbaiki," harapnya.