SUKABUMIUPDATE.COM – Mendekati Idul Adha 1437 Hijriah, lalu-lintas hewan kurban ke Kota Sukabumi dipastikan tinggi, terutama dari daerah perbatasan yang notabene merupakan endemik antraks, seperti Bogor, Depok, dan Purwakarta. Maka itu, Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan (DPPKP) Kota Sukabumi “memasang kuda-kuda†menangkal potensi penyebaran penyakit antraks pada sapi.
Berdasarakan data yang diperoleh sukabumiupdate.com, kebutuhan sapi menjelang Idul Adha di Kota Sukabumi rata-rata sebanyak 870 ekor. Sedangkan domba kebutuhannya ditaksir sebanyak 950 ekor. Untuk kambing kebutuhannya hanya 120 ekor.
Tahun ini, jumlah kebutuhan hewan kurban diperkirakan naik sekitar 10% dari tahun sebelumnya. Pada 2015 lalu, hewan kurban yang dilaporkan dipotong selama Idul Adha yakni sapi sebanyak 834 ekor, domba sebanyak 1.346 ekor, kambing sebanyak 230 ekor, dan kerbau sebanyak tiga ekor.
Menurut Sekretaris DPPKP Kota Sukabumi Ate Rahmat, Kamis (1/9), selama ini di Kota Sukabumi tidak pernah ada penyakit antraks. Kendati begitu, DPPKP patut waspada karena antraks terjadi di daerah tetangga.
“Makanya, kalau kita tidak waspada, bisa saja penyakit ini muncul. Pemeriksaan hewan yang masuk maupun ke luar daerah, tak hanya dilakukan mendekati Idul Adha. Kegiatan itu sudah rutin oleh kami. Virus antraks itu bisa bertahan hingga 80 tahun,†terang Ate.
Ditegaskan Ate, mendekati Idul Adha lalu-lintas hewan kurban cukup tinggi, maka pemeriksaan pun lebih diintensifkan. Pemeriksaan kesehatan hewan kurban sangat penting. Nantinya tak hanya untuk memastikan kelayakan konsumsi, tapi juga bisa untuk mengetahui kelayakan jual dari segi usia.
"Cara untuk mengetahui layak umur, dengan memeriksa komposisi gigi. Setelah betul-betul layak, maka nanti petugas akan melabeli layak jual dan layak konsumsi di setiap hewan kurban. Termasuk memberikan SKKH (surat keterangan kesehatan hewan)," terangnya.