SUKABUMIUPDATE.COM - Tawaran Bupati Marwan Hamami kepada Icuk Sugiarto, pahlawan bulutangkis Indonesia untuk menduduki posisi Kepala Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Kadisporabudpar) Kabupaten Sukabumi bukan sekadar cari sensasi. Track record Icuk Sugiarto cukup mentereng. Setidaknya ia sebagai praktisi olahraga, dan merupakan mantan deputi di Kementrian Pemuda dan Olahraga.
Dan saat ini Icuk menetap serta mendirikan training camp di Kabupaten Sukabumi, adalah asalan kuat kenapa Marwan menawarkan jabatan tersebut.
“Sukabumi memiliki banyak potensi di bidang olahraga, namun kekurangan figur yang memiliki konsep untuk untuk mengembangkan prestasi dan potensi olahraga, saya rasa mas Icuk pantas untuk jadi Kadisporabudpar. Secara aturan (UU ASN-red) sudah diperbolehkan mengangkat pejabat dari kalangan professional,†jelas Bupati Sukabumi Marwan Hamami langsung dihadapan Icuk Sugiarto, Selasa (30/8), kemarin di Pendopo Kabupaten Sukabumi.
sukamiupdate.com menelusuri data rekam jejak Icuk Sugiarto dari berbagai sumber sebagai pahlawan olahraga sekaligus praktisi di Indonesia. Pria kelahiran Solo, Jawa Tengah, 4Â Oktober 1962 ini, sejak lama pulang pergi Jakarta- Sukabumi, namun dua tahun terakhir memutuskan menjadi warga Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi.
Tak hanya tinggal, Icuk juga membangun pusat pelatihan bulutangkis bertandar internasional di jalan Raya Situgunung, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Icuk membawa semua anak dan siswanya untuk menjadi atlet Kabupaten Sukabumi.
Putranya Tommy Sugiarto yang menduduki peringat sembilan dunia, dan si bungsu Jauza Fadilla saat ini pemegang gelar Juara Nasional Bulutangis Bulutangkis Junior.
Untuk urusan mengembangkan olahraga, pemegang gelar juara dunia dua kali, era tahun 1983 dan 1986 ini, pernah menduduki sejumlah jabatan penting. Di antaranya, Staf Khusus Menteri Pemuda dan Olahraga Adyaksa Dault (2004-2009), dan Ketua Umum Pengda PBSI DKI Jakarta tiga periode (2002-2014).
Selain itu, ia juga Manajer Klub Pelita Jaya, Ketua Umum PB Pelita Bakrie sejak 1989, Pengda PBSI DKI Jakarta, Ketua Yayasan Atlet Indonesia, dan terlibat di beberapa organisasi olahraga lainnya.
Selama menjadi pengurus PBSI DKI Jakarta Icuk memberikan perhatian serius pada kebutuhan para atlet bulu tangkis, seperti sarana dan prasarana hingga program pelatihan.
Icuk sendiri tetap aktif di dunia bulu tangkis dan pernah mendapat tawaran menjadi pelatih, seperti Australia, Prancis, dan Malaysia. Namun, pemegang 32 gelar juara ini, lebih memilih untuk memajukan dunia bulu tangkis dalam negeri.
“Kabupaten Sukabumi memiliki banyak atlet berpotensi, salah satunya bulutangkis. Kita hanya perlu memberikan dukungan penuh seperti fasilitas latihan yang baik agar atlet-atlet tersebut bisa berkembang, sehingga menjadi atlet profesional,†jelas Icuk Sugiarto.
Saat menjadi staf Khusus Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault (2004-2009), Icuk rajin menyambangi mantan atlet-atlet olahraga berprestasi Indonesia. Ia dikenal sebagai salah satu yang memperjuangan hak hidup layak bagi para pengharum nama bangsa di dunia olahraga.
Ini juga yang menjadi alasan Icuk membentuk Yayasan Atlet, untuk membantu atlet-atlet yang belum mapan. Icuk yang saat ini masih menjadi Wakil Ketua Konida DKI Jaya (2013-2017) berharap olahraga bisa menjadi mata pencaharian utama para atlet termasuk di Kabupaten Sukabumi.
Icuk pernah terjun ke arena politik di Pemilu 2009 melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Namun ia gagal meraih kursi DPR RI di Senayan. Mantan pengurus KNPI era 1990-an ini harus bersaing dengan banyak figur hebat seperti Puan Maharani, Hidayat Nur Wahid, maupun Zaenal Ma’arif yang berada di daerah pemilihan yang sama yaitu Solo-Klaten-Sukoharjo-Boyolali.
Icuk juga pernah dicalonkan sebagai bakal calon wakil Wali Kota Solo tahun 2010 namun ia mundur karena memilih fokus di dunia olahraga. “Sebagai warga Kabupaten Sukabumi saya wajib mendukung program pemerintah daerah, khususnya bupati dalam mengembangkan potensi olahraga,†jelas Icuk lagi.
Salah satu pemikiran Icuk yang membuat orang nomor satu di Kabupaten Sukabumi tersebut tertarik adalah menyatukan dunia olahraga dan pariwisata, atau dikenal dengan istilah sport tourisme.
“Kabupaten Sukabumi ini sudah diberi keindahan alam yang luar biasa, begitu juga dengan potensi olahraga dan budayanya, tinggal dimunculkan agar semua potensi tersebut bisa menjadi andalan daerah. Berlatih, bertanding sekaligus menikmati keindahan alam dan budayanya.â€