SUKABUMIUPDATE.COM - Warga yang tinggal wilayah Barat Kabupaten Sukabumi kembali alami kesulitan mendapatkan liquefied petroleum gas (LPG) 3kg. Demi untuk memenuhi kebutuhan dapur, warga harus berburu hingga ke Kota Sukabumi dan perbatasan Kabupaten Cianjur.
Antrian panjang para pengecer si Melon sejak beberapa hari terakhir terjadi di beberapa pangkalan LPG yang berada di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. "Dari subuh kami sudah antri sambil menunggu truk LPG datang ke pangkalan agar tidak kehabisan," jelas Ihsan salah seorang pengecer LPG pada sukabumiupdate.com, Minggu pagi (7/8).
Ada lebih dari 40 pengecer yang datang dari sejumlah desa di wilayah Kecamatan Sukaraja, Sukalarang, dan Kebon Pedes berebut si Melon di pangkalan setiap harinya.Â
Hanya butuh waktu limabelas menit saja, suplai LPG dari Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) yang datang menggunakan truk habis oleh para pengecer yang sudah menunggu berjam-jam.
Kondisi ini terjadi akibat jumlah kuota pangkalan tak pernah bertambah, sementara warung warung atau pengecer yang jual LPG kian banyak. LPG pun menyebar lintas wilayah, karena tak jarang pengecer di Sukabumi mencari hingga perperbatasan Kota Sukabumi dan Kabupaten Cianjur.
"Sekarang makin susah. Antri dari pagi sudah tiga balikan ke sini, jatah limabelas cuma kebagian sepuluh tabung, kadang malah nggak dapat sama sekali," ungkap pengecer lainnya Dedi.
Kacaunya pengaturan barang bersubsidi ini berdampak pada konsumen atau end user, karena harga di warung bisa mencapai 20 ribu rupiah hingga 23 ribu rupiah per tabung dengan alasan supply tersendat.Â