SUKABUMIUPDATE.COM Â - Program pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS di Indonesia termasuk di Kota Sukabumi lebih dari 70 persen didanai oleh pihak asing, termasuk didalamnya New Funding Model (NFM).
"Harus diakui dalam penanggulangan penyakit ini kami masih mengandalkan bantuan dari pihak asing, walaupun demikian Pemerintah Kota Sukabumi juga mengucurkan dana dari APBD," kata Seketaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sukabumi Fifi Kusumajaya di Sukabumi, Kamis.
Menurutnya, bantuan dari lembaga asing atau luar negeri tersebut digunakan untuk keperluan berbagai penanggulangan HIV dan AIDS seperti sosialisasi, pencegahan, pemetaan daerah rawan, peningkatkan kualitas Orang Hidup Dengan HIV/AIDS (ODHA) hingga terapi pengobatan.
Bahkan pada tahun ini, KPA Kota Sukabumi kembali mendapatkan bantuan pendanaan asing yang didukung oleh NFM. Bantuan tersebut, untuk melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS serta akan difokuskan untuk membiayai kegiatan dan program harm reduction atau untuk mengurangi dampak buruk dari perilaku yang beresiko seperti penggunaan napza.
"Kota Sukabumi saat ini sudah memiliki Peraturan Daerah tentang Upaya Penanggulangan HIV-AIDS sehingga kami akan berupaya melaksanakan pencegahan dan penanggulangan," tambah Fifi.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi mengatakan setelah Global Fund menghentikan bantuan pendanaan untuk program pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS tepatnya sejak 2015 lalu dengan adanya dana bantuan dari NFM ini, Kota Sukabumi sangat terbantu dalam melakukan berbagai kegiatan untuk menekan jumlah penyebaran HIV.
Data dari KPA setempat sejak 2000 hingga akhir Desember 2015 jumlah kasus HIV-AIDS di Kota Sukabumi ini sudah mencapai sebanyak 963 kasus, bahkan pada 2015 jumlahnya bertambah 136 kasus HIV dan 35 kasus sudah memasuki fase AIDS.
"Bantuan ini sangat berarti bagi kami, karena selama ini pendanaan untuk penanggulangan HIV dan AIDS masih bergantung kepada pihak asing," katanya yang juga menjabat sebagai Ketua KPA Kota Sukabumi. (ant)