SUKABUMIUPDATE.com - Sebuah Liotin yang diduga terbuat dari tulang manusia ditemukan para ilmuwan di kuburan Zaman Batu.
Liontin tersebut mulanyadigali di Pulau Yuzhniy Oleniy Ostrov di Danau Onega, baratlaut Rusia, pada 1930-an.
Namun para ahli pada saat itu tidak dapat mengidentifikasi spesies apa yang digunakan untuk membuat barang-barang itu.
Baca Juga :
Dengan menggunakan spektrometri massa untuk mengidentifikasi protein dalam sampel, para peneliti saat ini telah mengkonfirmasi bahwa 12 dari 37 liontin yang ditemukan terbuat dari tulang manusia. Sisanya tampaknya dibuat menggunakan tulang rusa dan sapi.
Yuzhniy Oleniy Ostrov dianggap sebagai pemakaman Mesolitikum terbesar di Eropa Utara, berasal dari sekitar 6200 SM.
Sebanyak 177 kuburan Zaman Batu telah digali di situs itu dan 12 liontin tulang manusia disimpan di tiga kuburan tersebut.
Liontin sederhana ini dibuat dari serpihan tulang panjang dengan berbagai ukuran, biasanya dengan satu atau dua alur yang dipotong.
"Menggunakan tulang hewan dan manusia bersama-sama dalam ornamen atau pakaian yang sama mungkin melambangkan kemampuan manusia untuk berubah menjadi hewan dalam pikiran mereka, selain itu mereka percaya bahwa hewan mampu mengambil bentuk manusia," tulis Kristiina Mannermaa, penulis studi yang diterbitkan di Journal of Archaeological Science, seperti dikutip suara.com dari IFL Science pada Jumat (8/8/2022).
Menariknya, para ahli juga menunjukkan bahwa penggunaan tulang manusia untuk membuat alat atau perhiasan sebelumnya telah dikaitkan dengan kanibalisme, meskipun tidak ada artefak yang ditemukan di kuburan khusus ini yang menunjukkan tanda-tanda pembuangan daging yang jelas.
"Permukaan liontin tulang yang kami selidiki sangat usang sehingga kami tidak dapat melihat kemungkinan bekas luka, yang berarti kami tidak memiliki alasan untuk mencurigai kanibalisme berdasarkan penemuan di Yuzhniy Oleniy Ostrov," tambah Mannermaa.
Namun, ia dan tim peneliti lainnya menyatakan bahwa tidak menutup kemungkinan jika tulang-tulang itu memiliki bekas luka yang tidak terlihat dalam fragmen kecil.
Mempertimbangkan ambiguitas tersebut, tim ilmuwan menyimpulkan bahwa kanibalisme tidak dapat dikesampingkan meskipun tidak ada bukti yang jelas tentang hal itu.
SUMBER: SUARA.COM