SUKABUMIUPDATE.com - Salah satu bahaya yang tanpa kita sadar, ternyata proses makanan yang kita konsumsi tidak ramah lingkungan. Bagaimana bisa?
Industri makanan setidaknya menyumbang seperempat emisi yang membuat pemanasan global, ketersediaan lahan yang terus menipis, ditambah isu makanan lain seperti potensi bakteri super hingga kekerasan hewan.
Akan tetapi tidak mungkin juga manusia tidak makan bukan, disisi lain banyak saudara kita sendiri yang juga kurang gizi.
Mengutip kanal YouTube Kok Bisa?, untuk menginisiasi hal tersebut ternyata ada temuan baru atau inovasi yang dapat mengisi perut kita tanpa merusak lingkungan karena makanan ini terbuat dari udara.
Wujud dari makan dari Udara ini bukan makan gelembung angin, namun seperti makanan biasa saja, makanan ini bernama Selein yang menjelma menjadi roti, cake dan spageti. Makan ini terbuat dari gas yang sama saat kita menghembuskan nafas yakni CO2 atau Karbondioksida.
Hal yang sebenarnya terjadi untuk membuat makanan dari udara tersebut adalah gas yang diambil kemudian dicampur dengan air lalu difermentasi melewati berbagai proses dengan mesin dan ujungnya jadi bubuk protein.
Lalu bagaimana ya rasanya?
Buat yang sudah mencoba pancake, rasanya seperti telur dan rotinya terasa seperti wortel dan intinya makanan dari udara tersebut ternyata enak-enak saja.
Selain enak, sang penemu Pasi Vainikka juga bilang jika inovasinya ini 100 kali lebih ramah lingkungan dibanding protein dari hewan atau tumbuhan.
Meski protein baru ini masih terus dikembangin dan mungkin baru akan sampai piring kita bertahun-tahun lagi.
Adapun sebuah kemungkinan, karena rumitnya masalah industri makanan ada banyak inovasi lain yang mungkin akan mengubah budaya makan kita di masa depan.
Salah satu contohnya ada sebuah inovasi yang menciptakan daging palsu, daging tersebut merupakan tumbuhan yang diolah sampai mendapatkan rasa dan tekstur seperti layaknya daging-daging.
Inovasi tersebut dinilai lebih ramah lingkungan. Jika kita menarik benang ke belakang suplai makanan saat ini sebelum daging sapi dikonsumsi maka kita membutuhkan waktu cukup lama sebelum Sapi tersebut siap dipotong. Dalam proses tersebut, dibutuhkan banyak air dan makanan seperti rumput untuk sapi.
Jika dihitung, untuk menghasilkan satu kilo daging sapi dibutuhkan sekira 800 galon air atau setara dengan kebutuhan minum kita selama 21 tahun.
Sementara itu, air yang dibutuhkan mengolah daging KW bisa setengahnya 70% lebih sedikit. Tidak hanya air, gas rumah kaca dari produksi daging palsu ini juga bisa jauh lebih kecil.
Meski demikian, daging palsu ini tak sesempurna dan masih didebatkan karena dinilai tidak sehat untuk dikonsumsi.
Itulah beberapa inovasi makanan di masa depan yang mungkin akan kita rasakan dan konsumsi.