SUKABUMIUPDATE.com - Tak hanya di Timnas U-16 Indonesia, atlet kembar juga hadir di tim sepak takraw yang bersiap ke Asian Games 2018. Bila di tim sepak bola junior ada Amiruddin Bagus dan Amiruddin Bagas yang sama-sama berbakat, di sepak takraw ada Lena dan Leni yang juga sarat prestasi.
Seperti apa sosok Lena dan Leni ini? Berikut sejumlah fakta tentang mereka:
1. Asian Games bukanlah hal baru bagi keduanya. Mereka sudah membela Indonesia pada Asian Games 2014 Incheon, Korea Selatan. Saat itu Lena dan Leni ikut menyumbang dua perunggu bagi Indonesia. Selain itu, medali yang mereka raih adalah 1 perak SEA Games 2017, 3 emas PON 2016, dan 1 emas King's Cup 2016 di Thailand.
2. Keduanya lahir di Indramayu, Jawa Barat, pada 7 Juni 1989. Mereka berasal dari keluarga yang pas-pasan. Ayah mereka, Surtina, seorang buruh tani. Sementara sang ibu, Toniah, seorang ibu rumah tangga. Kesulitan ekonomi membuat mereka juga harus membanting tulang sejak sekolah. Mereka rela bekerja mencuci piring di kantin SMP demi uang saku. "Kami juga membantu orang tua, ke sawah, bantu tetangga cuci baju, cuci piring," kata Lena, seperti dikutip laman Kemenpora.
3. Faktor ekonomi juga jadi motivasi mereka menerjuni sepak takraw pada 2006. "Teman-teman sekolah SMA karena sepak takraw, soalnya di SMA itu atlet-atlet takraw digratiskan sekolahnya, jadi kami pun ikut,” ujar Lena. Toh, kesulitan ekonomi juga tetap membebani. Mereka kerap kesulitan memenuhi kebutuhan alat latihan, seperti sepatu. Kebetulan tetangga mereka ada yang jadi penampung rongsokan. "Yang nggak kejual biasanya dibuang di pinggir sungai, jadi (sepatu itu) kita ambil buat sekolah, buat latihan," kata Lena, dalam postingan Youtube Kemenpora.
4. Semangat pembuktian mengiringi langkah mereka menekuni sepak takraw. "Kami tak ingin mengecewakan yang memberi fasilitas. Mau tak mau harus buktiin. Kini sepak takraw jadi hobi, jadi prestasi. Hobi tapi dibayar kan enak banget," kata Lena. Enaknya sepak takraw juga dirasakan di luar arena. Mereka sudah mendapat pekerjaan dari pemerintah daerah berkat prestasinya. Keduanya juga bisa membiayai orang tuanya naik haji. Mereka mendaftarkan orang tuanya pada 2010 saat mendapat bonus Pekan Olahraga Daerah (Porda) dan ayah-ibu mereka sudah berangkat berhaji pada 2014. "Saat mereka berangkat kami sedang ada di Korea (Asian Games)," kata Lena.
5. Di lapangan keduanya gampang dikenali. Selain wajahnya mirip, kepala mereka selalu dibalut bandana dengan model sama. "Bukan gaya-gayaan. Kalau nggak pakai itu pada lecet dan berdarah kepalanya," kata Lena. Keduanya menyatakan sudah siap tempur untuk Asian Games 2018. Sepak takraw akan dipertandingkan pada 19 Agustus. "Sudah siap. Ibaratnya kalau main besok pun sudah siap. Makin cepat makin baik," kata Leni.
Sumber: Tempo