SUKABUMIUPDATE.com - Ketika Lalu Muhammad Zohri, sprinter juara dunia atletik U-20, tengah berpacu menyiapkan diri menuju Asian Games 2018, kampung halamannya di Lombok, Nusa Tenggara Barat, porak poranda oleh gempa. Dusun tempat tinggal Zohri, di Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, menjadi salah satu lokasi yang mengalami kerusakan parah akibat gempa 7,0 SR yang terjadi pada Ahad lalu, 5 Agustus.
Rumah Zohri yang sedang direnovasi masih tegak berdiri. Tapi rumah-rumah di sebelahnya rata-rata rusak parah. Sebuah mesjid di dusun itu, Mesid Jamiul Jamaah, bahkan rubuh dan nyaris rata dengan tanah.
Saat kejadian, bibi Zohri, Selasa Baik Fatimah, dan warga lainnya sedang mengaji di mesjid itu. Mereka tunggang langgang menyelamatkan diri. Banyak yang berhasil, termasuk Fatimah, tapi tak sedikit yang terperangkap reruntuhan.
Mesjid itu hingga Rabu, 8 Agustus, menjadi salah satu titip evakuasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB. "Masjid ini ada di Desa Bangsal, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, ini tempat asal pelari Zohri," kata Kepala Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, di kantornya, Jakarta, Rabu, 8 Agustus 2018.
Sutopo mengatakan akibat gempa, masjid itu ambruk. Ia menduga masih banyak korban yang tertimbun karena saat gempa terjadi sedang berlangsung pengajian. "Proses pencarian saat ini sudah menggunakan alat berat, sampai dengan kemarin belum ditemukan korban," kata dia.
Menurut data BNPB, total korban meninggal dari Kecamatan Pemenang berjumlah 57 orang. Mereka menjadi bagian dari total korban jiwa di Lombok Utara yang mencapai 347 orang. "Data tersebut dilaporkan pada pertemuan para camat bersama bupati hari ini," kata Kepala BPBD Lombok Utara Iwan Asmara, seperti dikutip Antara, Rabu.
Zohri, saat ditemui di Jakarta, Rabu, mengaku sangat sedih dengan kejadian gempa yang terjadi di kampung halamannya. “Saya sedih, hanya busa doakan buat semua yang terkena musibah di sana,” kata dia kepada Tempo.
Bahkan, Zohri belum mengetahui pasti, bagaimana keadaan rumahnya. Karena keluarga dia masih mengungsi di dataran tinggi. "Belum tahu saya bagaimana kondisinya. Soalnya semuanya (keluarga) masih ngungsi di atas gunung,” kata Zohri.
Sumber: Tempo