SUKABUMIUPDATE.com - Sensor LiDAR kian banyak dikembangkan dalam berbagai bidang seiring dengan perkembangan zaman. Sensor pendeteksi objek jarak jauh ini ternyata memiliki beragam kegunaan. Lantas, seperti apakah pemanfaatan teknologi mutakhir tersebut?
Apa itu Sensor LiDAR?
LiDAR merupakan akronim kata dalam bahasa Inggris untuk Light Detection And Ranging. LiDAR adalah teknologi yang digunakan untuk mendeteksi objek yang ada di permukaan Bumi, dengan menentukan jarak dan informasi terkait objek tersebut menggunakan radiasi laser.
LiDAR memiliki prinsip kerja seperti radar, yaitu jarak objek ditentukan dengan cara mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan antara transmisi radiasi dan pancaran sinyal yang terdeteksi.
Waktu antara radiasi laser keluaran (output) dan radiasi pantul memungkinkan sensor LiDAR menghitung jarak ke setiap objek secara tepat berdasarkan kecepatan cahaya.
Dengan Sensor LiDAR, kamu bisa mendapatkan Informasi tentang posisi, bentuk dan karakteristik objek melalui hasil pemetaan lingkungan yang komprehensif.
Prinsip kerja teknologi ini tidak begitu rumit. Perangkat dengan teknologi LiDAR melakukan perhitungan jarak objek dengan cara mengeluarkan sinar laser ke suatu permukaan.
Setelah itu, komponen sensor akan menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan sinar laser tersebut untuk kembali (pantulan) ke reseptor (penerima).
LiDAR terdiri atas empat bagian komponen dasar yaitu: sensor (pemancar sinar laser), GPS (Global Positioning System), IMU (Inertial Measuring Unit) dan kamera digital untuk menghasilkan foto.
Sensor LiDAR saat ini sudah diaplikasikan pada mobil otonom, drone, alat pemantau tanah longsor dan beberapa kamera pada smartphone.
Perkembangan Sensor LiDAR
Teknologi LiDAR awal mulanya digunakan pada tahun 1970 an yang sebagian besar ditujukan untuk mengukur sifat air laut dan atmosfer, lapisan es dan kanopi hutan untuk pemetaan topografi.
Penyelidikan ilmiah terhadap LiDAR terus mengalami perkembangan. Awalnya pada pertengahan tahun 1980 an, penggunaan sistem pemosisian global komersial atau unit pengukuran inersia (GPS/IMU) mengalami hambatan.
Hadirlah LiDAR sebagai solusi GPS menggunakan teknik kinematik udara.
Lalu pada pertengahan tahun 1990 an, produsen pemindai laser mengirimkan sensor LiDAR yang mampu menghasilkan 2.000 hingga 25.000 radiasi laser per detik kepada pelanggan yang bermaksud menggunakannya untuk aplikasi pemetaan topografi.
Meskipun sistem LiDAR pada saat itu masih terbilang cukup sederhana, namun diyakini akan menjadi bagian penting dari teknologi masa depan.
Semenjak saat itu, LiDAR terus mengalami perkembangan yang disesuaikan dengan teknologi terkini beserta kegunaannya yang semakin beragam.
Kelebihan LiDAR
- Data dapat dikumpulkan dengan cepat
- Akurasi data yang dihasilkan tinggi
- Data permukaan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan metode pengumpulan data lainnya
- Mampu mengumpulkan data elevasi dari hutan lebat berkat penetrasi yang tinggi
- Dapat digunakan pada siang maupun malam hari
- Tidak terpengaruh oleh distorsi geometris
- Dapat diintegrasikan dengan sumber data lain
- Tidak terpengaruh oleh cuaca yang ekstrim
- Dapat digunakan pada area yang tidak dapat diakses seperti pegunungan tinggi dan area bersalju tebal
- Jauh lebih murah dibandingkan metode pengumpulan data serupa
- Karena sebagian besar prosesnya otomatis, maka memiliki ketergantungan minimal terhadap manusia
- Menghasilkan data tiga dimensi (3D) dengan stabil