SUKABUMIUPDATE.com - Seorang peneliti bernama Alon Gal menemukan seseorang telah mendapat database yang penuh dengan nomor telepon pengguna Facebook, kemudian menjual data itu menggunakan bot Telegram.
Bot itu telah berjalan setidaknya sejak 12 Januari 2021, menurut tangkapan layar yang diposting oleh Gal, dan data yang diberikan aksesnya berasal dari 2019.
Bot memungkinkan seseorang melakukan dua hal: jika mereka memiliki ID pengguna Facebook seseorang, mereka dapat menemukan nomor telepon orang tersebut. Dan jika mereka memiliki nomor telepon seseorang, mereka dapat menemukan ID pengguna Facebook mereka.
Menurut Gal, membuka kunci informasi, seperti nomor telepon atau ID Facebook, membutuhkan satu kredit, yang dijual oleh orang di belakang bot seharga US$ 20 (Rp 280 ribuan) per nomor telepon.
Dari laporan Motherboard, ada juga harga paket yang tersedia, dengan 10.000 nomor telepon dijual seharga US$ 5.000 (Rp 70,7 juta).
Alon Gal mengatakan bahwa orang yang menjalankan bot Telegram itu mengklaim memiliki informasi 533 juta pengguna. Informasi itu diklaim berasal dari kerentanan Facebook yang telah ditambal pada 2019.
Melansir Tempo.co dari The Verge, Senin, 25 januari 2021, dengan banyaknya database itu, sejumlah keterampilan teknis diperlukan untuk menemukan data yang berguna, dan sering kali harus ada interaksi antara orang yang memiliki database dan orang yang mencoba mendapatkan informasi darinya.
Karena pemilik database tidak akan hanya memberikan semua data berharga itu kepada orang lai, maka dengan membuat bot Telegram memecahkan masalah ini, seperti dilaporkan Motherboard.
Ini sangat memalukan bagi Facebook karena secara historis mengumpulkan nomor telepon dari orang-orang, termasuk pengguna yang mengaktifkan otentikasi dua faktor.
Saat ini tidak diketahui apakah Motherboard atau peneliti keamanan siber telah menghubungi Telegram untuk mencoba menghapus bot tersebut, tapi hal itu diharapkan segera dihentikan.
Sumber: Tempo.co