SUKABUMIUPDATE.com - Pendiri Instagram Kevin Systrom dan Mike Krieger baru-baru ini meluncurkan aplikasi media sosial baru. Meskipun fokus awalnya akan lebih pada konten secara khusus, bukan pada elemen sosial. Ya, aplikasi baru ini bernama ‘Artifact’.
Disebut Artifact karena merupakan kombinasi dari Artificial Intelligence, Article dan Fact, yang jika dalam bahasa Indonesia artinya menyajikan kecerdasan buatan, artikel dan fakta.
Artifact, aplikasi medsos baru besutan pendiri Instagram ini sekilas mirip TikTok tetapi berbentuk Teks. Artifact dirancang untuk memberikan pengalaman berita berdasarkan keterlibatan dan minat penggunanya.
Baca Juga: Long March Zero Emissions, Siswa di Cisaat Sukabumi Ajak Warga Kurangi Emisi
“Aplikasi ini terbuka untuk umpan artikel populer yang dipilih dari daftar penerbit yang dipilih mulai dari organisasi berita terkemuka seperti New York Times hingga blog skala kecil tentang topik khusus. Ketuk artikel yang Anda minati dan Artifact akan menyajikan postingan dan cerita serupa di masa mendatang, seperti halnya menonton video di halaman TikTok’s For You menyesuaikan algoritmenya dari waktu ke waktu” jelas pencipta Aplikasi Sosmed Artifact, seperti dilansir via socialmediatoday.com, Jumat (3/2/2023).
Artifact, aplikasi medsos baru ini mengembangkan feed dan fitur pesan, tetapi utamanya adalah menggunakan pembelajaran mesin tingkat lanjut untuk membuat pengguna tetap terlibat.
Baca Juga: Perayaan Cap Go Meh 2023: Sederet Atraksi di Sukabumi hingga Tradisi Indonesia
Beberapa orang telah menyarankan bahwa kedatangan artifact sebagai aplikasi medsos baru ini dapat diatur waktunya untuk mengambil pasar berupa orang-orang ex pengguna Twitter, yang telah kecewa –atau hanya terlepas– oleh perubahan kebijakan Elon Musk di aplikasi tersebut.
Secara tidak langsung bisa menjadi model penyorotan yang lebih canggih. Konten berita Artifact juga menjadi alternatif terbaik dalam menemukan informasi terkini atau up to date.
Baca Juga: Hoaks, Beredar Video yang Diklaim Penculikan Anak di Jawa Barat
Namun, Aplikasi Medsos baru bernama Artifact cenderung selektif tentang penerbit dan konten yang diizinkan masuk ke aplikasi serta akan menghapus postingan yang mempromosikan kebohongan atau terdeteksi hoaks.
Itu dapat dilihat sebagai bentuk sensor –dorongan utama untuk proyek reformasi ‘Twitter 2.0’ Musk– dan dapat menyebabkan masalah bagi aplikasi, pada skala tertentu.
Sumber: socialmediatoday.com