SUKABUMIUPDATE.com - Dede Saepuloh (41 tahun) galau, sebagai sopir angkot trayek Bhayangkara Kota Sukabumi, dia kini terbebani uang pertalite ditambah biaya kuota internet dan beli handphone android. Kota Sukabumi akan menerapkan kebijakan ujicoba beli BBM Bersubsidi (pertalite dan solar) dengan aplikasi MyPertamina.
"Saya nggak punya android, cuma hp jadul. Gimana caranya beli pertalite pakai hp jadul?," tanya Dede kepada sukabumiupdate.com, Rabu kemarin 30 Juni 2022, saat berbincang soal rencana pertamina menerapkan syarat beli BBM bersubsidi di Kota Sukabumi pakai aplikasi MyPertamina mulai 1 Juli 2022.
Menurut Dede, Ia harus menyiapkan uang lebih banyak jika kebijakan ini diterapkan. Selain uang pertalite, harus punya android dan tentunya kuota internet.
"Nanti belinya bisa tunai nggak? ato harus pakai aplikasi juga? Kami kan beli pertalite dari ongkos penumpang, biasanage receh. Piraku kudu diasupkeun (disetorkan) heula ka atm?" tanya Dede yang berharap pemerintah tidak terus membuat kebijakan yang bikin repot rakyat.
Keluh Kesah sopir angkot ini sudah didengar oleh pemerintah daerah. Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmip mengakui kebijakan ini terlalu mendadak.
"Ya ini memang sangat mendadak keputusannya dan kami baru saja melaksanakan koordinasi dengan Pertamina jadi Kota Sukabumi menjadi salah satu daerah di Jabar yang dijadikan sebagai Pilot Project untuk penerapan MyPertamina," ujarnya kepada awak media Rabu malam tadi, 29 Juni 2022.
Baca Juga :
Menurut Fahmi penerapan MyPertamina tersebut diprioritaskan untuk kendaraan roda empat yang menggunakan BBM Subsidi. "Bahwa mereka yang berhak yang boleh menggunakan BBM subsidi. Nanti memang diatur jumlah volumenya sesuai dengan peraturan pemerintah pusat ga bisa berlebihan."
Untuk kendalanya Fahmi menyebut di semua kalangan masyarakat pasti ada seperti tidak semua sopir angkutan umum yang memiliki android. Di Kota Sukabumi pemda sudah mengkomunikasikan melalui pihak Organisasi Angkatan Daerah (Organda).
"Jadi nanti untuk sopir angkot ini mereka bisa didaftarkan melalui organda. Jadi tidak perlu perseorangan. Kemudian bagi masyarakat umum yang lain yang tidak familiar dengan teknologi kendala juga pasti ada. Jadi ada kendala yang berasal dari masyarakat, ada kendala juga yang berasal dari kesiapan pemilik SPBU. Ini juga kami tanyakan gimana kesiapan dari SPBU," beber Fahmi.
Intinya selama 2 pekan kedepan ini, lanjut Wali Kota, jajarannya terus lakukan adaptasi percepatan. Jika ada kekurangan diperbaiki di 2 pekan pertama, nanti 2 pekan terakhir baru prosesnya.
"Kami meminta dari Pertamina mulai tgl 1 mereka membuka posko di SPBU-SPBU yang menerapkan kebijakan ini. Untuk mengatasi kendala dari masyarakat, langsung cepat dilakukan komunikasi," pungkasnya.